Susu secara definisi dapat diartikan sebagai suatu sekresi dari kelenjar mamae ternak ruminansia  betina yang sedang dalam fase laktasi kemudian dilakukan pemerahan dengan sempurna, tidak temasuk kolostrum, tidak ditambahi atau dikurangi oleh komponen lain dan memiliki kenampakan berwarna putih kekuningan. Dalam hal gizi, setidaknya susu dari hewan mamalia memiliki kandungan air sebanyak 87%, protein 3%, lemak 3-4%, laktosa 4-5%, mineral 0.8%, dan vitamin 0.1%. Kandungan gizi pada susu tersebut dipengaruhi oleh kualitas susu yang disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu

1.      Pembuangan Kotoran Hewan dan Manusia

Jauh dekatnya tempat pembuangan kotoran dengan lokasi pemerahan susu dapat meningkatkan risiko terkontaminasinya susu oleh mikrobia dan lainnya sehingga susu akan lebih cepat rusak

2.      Sumber Air

Air merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan mikrobia sehingga ketika air yang digunakan kotor maka secara tidak langsung akan mencemari kualitas susu yang diperah.

3.      Kebersihan Ternak, Pemerah, Kandang, dan Peralatan

Jika kandang dan lainnya tidak dibersihkan secara rutin sama aja artinya mengundang mikrobia untuk tumbuh dan dapat mencemari produksi susu yang dihasilkan.

4.      Cooling Unit

Seperti diketahui susu merupakan bahan pangan yang tidak dapat disimpan dalam udara terbuka karena susu merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikrobia. Dalam mempertahankan kualitas susu yang diperah agar tidak mengalami kerusakan diperlukan tempat penyimpanan dengan temperature rendah yang disebut cooling unit.

5.      Transportasi

Semakin cepat susu tiba di lokasi tujuan maka semakin sedikit adanya kemungkinan kerusakan yang terjadi pada susu. Sifat susu yang tidak tahan terhadap suhu kamar membuat suhu ketika dalam perjalanan harus diusahakan tetap rendah untuk mengurangi terjadinya kerusakan

6.      Pakan Ternak

Kualitas susu yang diperah sangat berpengaruh terhadap kualitas pangan yang dikonsumsi.

7.      Pengendalian Penyakit

Ketika hewan yang ingin diperah terserang penyakit maka akan berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan sehingga walaupun produksi susunya berlimpah, tetapi tidak aman untuk dikonsumsi.

Susu merupakan produk pangan yang mudah mengalami kerusakan disebabkan oleh susu adalah media yang baik untuk pertumbuhan mikrobia karena mendukung pertumbuhan baik dari segi nutrisi maupun yang lainnya. Dalam mencegah dan membunuh pertumbuhan mikrobia untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas susu yang diedarkan ke masyarakat dilakukan penerapan teknologi pengawetan. Pengawetan yang dilakukan dalam susu bukan penambahan bahan pengawet, tetapi menggunakan panas, seperti sterilisasi dan pasteurisasi. Jika teliti sebelum membeli susu di supermarket, minimarket, grosir, ataupun tempat lainnya maka di kemasan susu akan dijumpai tulisan susu UHT, pasteurisasi, atau tanpa tulisan (steril komerisal).

Baca juga 

Tak Disangka Bahan Pangan di Dapur ini Mengandung Antivirus

Tak Perlu Mahal, Makanan ini Mampu Meningkatkan Daya Ingat

Susu UHT yang merupakan singkatan dari Ultra High Temperature adalah susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinan diproduksi dengan cara sterilisasi menggunakan suhu tidak kurang dari 135°C selama dua detik. Yups hanya dua detik dan harus langsung dikemas dalam kemasan steril secara aseptis. Dalam pengolahan susu UHT, digunakan teknik yang dikenal PHE (Plate Heat Exchange). Teknik ini dilakukan dengan mengalirkan susu cair ke dalam pipa panas. Susu UHT diproses dengan meminimalkan kontak dari manusia sebanyak mungkin sehingga dilakukan secara otomatis. Pemanasan dilakukan selama dua detik dimaksudkan untuk menjaga citarasa, warna, dan aroma dari susu UHT agar mendekati susu segar. Susu UHT ini merupakan susu yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dan ditemukan diberbagai pusat perbelanjaan.

Setelah mengenal susu UHT, bagaimana dengan susu pasteurisasi ? Susu pasteurisasi merupakan produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diperoleh dengan pemanasan menggunakan metode suhu tinggi dalam waktu singkat (HTST- High Temperature Short Time) atau menggunakan metode holding dan langsung dikemas dengan kemasan steril dan metode steril. Pemanasannya biasanya dilakukan dengan suhu 63°C selama 30 menit atau suhu 72°C selama 15 detik. Pasteurisasi dimaksudkan agar enzim diinaktivasi dan membunuh mikrobia pembusuk dengan cara sel vegetative dari mikrobia tersebut dimusnahkan sehingga menjaga kualitas susu. Mikrobia pembusuk yang dapat dibunuh dari pasteurisasi ini adalah Mycobacterium tuberculosis, Salmonella sp., Shigella dysenteriae, Pseudomonas, Achromobater, Lactobacillus, Leuconostoc, Proteus, Micrococcus, Aerobacter, kapang, dan jamur. Susu pasteurisasi sangat jarang dapat ditemukan di minimarket dan biasanya dapat ditemukan di supermarket. Susu ini biasanya berada pada refrigerator di supermarket.

Terakhir nih, susu steril komersial. Susu jenis ini merupakan susu cair yang dihasilkan dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diproses menggunakan pemanasan dengan suhu tidak kurang dari 100°C dengan waktu 4-30 menit untuk memperoleh kondisi steril komerisal menggunakan alat retort atau autoklaf atau sterilizer dan langsung dikemas secara hermetis (kedap). Keadaan steril komersial dimaksudkan untuk membunuh berbagai mikrobia yang tumbuh pada susu dalam suhu ruang. Akan tetapi, proses ini tidak mampu membunuh mikrobia yang tergolong mampu membentuk spora sehingga harus susu yang diperoleh harus disimpan dalam kondisi yang benar.

Berikut ini akan dijelaskan perbedaan dari susu UHT, pasteurisasi, dan steril komersial menggunakan tabel sehingga diharapkan mampu memberikan informasi secara jelas.

Karakter susu

Susu Pasteurisasi

Susu UHT

Susu Steril Komersial

Proses Pengolahan

Pemanasan pada suhu 63°C selama 30 menit atau 72°C selama 15 detik.

Pemanasan pada suhu 135-140°C selama 2-5 detik

Pemanasan pada suhu 116-121°C selama 4-30 menit

Tujuan

Membunuh mikrobia patogen

Membunuh mikrobia patogen, pembusuk, dan spora

Membunuh mikrobia pembusuk dan spora

Pengaruh proses pengolahan terhadap zat gizi

1.      Tidak berpengaruh nyata pada lemak, kalsium, vitamin,  dan lemak

2.      Kerusakan zat gizi sangat minimal (tiamin < 3%, piridoksin 0-8%, kobalamin < 10%, asam folat < 10%.

3.      Terdapat denaturasi protein, seperti protein whey sebanyak 35-65%.

1.      Kerusakan zat gizi minimal.

2.      Kerusakan tiamin 10%, piridoksin 10%, asam folat 10%, biotin 0%.

3.      Terdapat denaturasi protein whey susu sebesar 12-40%, tetapi tidak memengaruhi nilai biologi protein secara langsung

1.      Kerusakan zat gizi cukup besar

2.      Kerusakan tiamin 35%, piridoksin 50%, asam folat 50%, biotin 0%

3.      Terdapat denaturasi protein dari whey susu sebesar 87%, tetapi sedikit memengaruhi nilai biologi protein.

Pengaruh pengolahan terhadap kualitas susu

 

 

 

 

 

1.      Kurang steril

2.      Tidak terlalu terjadi perubahan warna dan citarasa khas susu

1.      Steril

2.      Perubahan sangat minimum pada warna, citarasa khas susu, dan flavor susu

1.      Steril

2.      Terjadi perubahan pada warna citarasa khas susu, dan flavor susu

Penyimpanan sebelum dikonsumsi

Harus disimpan pada suhu rendah (lemari es)

Dapat disimpan pada suhu ruang

Dapat disimpan pada suhu ruang

Waktu simpan setelah dibuka

5-14 hari

10-18 bulan

10-18 bulan

Penyimpanan setelah dikonsumsi

Harus disimpan dalam lemari pendingin atau langsung dikonsumsi

Harus langsung dikonsumsi dalam beberapa jam

Harus langsung dikonsumsi atau disimpan dalam lemari pendingin

 Yups, sekarang sudah taukan apa itu susu UHT, pasteurisasi, dan steril komersial. Pastikan sebelum mengonsumsi susu pastikan kamu memilih susu yang bagaimana yah !

Katheoin menyadari dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan sehingga saran, masukkan, kritik, dan komentar sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan ke depannya. 

#susu #pangan #minumsusu