Mengenal Daging Analog, Daging yang Bukan Berasal dari Hewan

 



Bagi kamu seorang vegetarian atau seorang yang takut untuk mengonsumsi daging dan produk olahannya karena dapat meningkatkan risiko penyakit dapat kambuh perlu mencoba untuk mengonsumsi alternative baru, yaitu daging analog. Daging analog merupakan produk pangan yang menyerupai daging hewan, tetapi bukan tidak berasal dari hewan. Produk daging analog sangat jarang mengandung bahan yang berasal dari hewan. Daging ini juga dikenal sebagai meat analog, faux meat, mock meat, meat substitute, ataupun imitation meat.

Masyarakat Hindu diperkirakan menjadi pelopor dalam terciptanya daging analog, yaitu veggie burger. Produk ini merupakan varian dari berbagai jenis bahan, seperti gluten, beras, kedelai, mushroom, dan bumbu lain yang ketika diolah mampu membentuk tekstur dan flavor yang identik dengan daging asli. Bagi masyarakat Timur Tengah mengenal produk olahan pinggir jalan, yaitu Falafel. Falafel merupakan contoh lain dari daging analog yang memiliki rasa yang enak dan ekonomis.

Kemunculan daging analog untuk menjawab atas terjadinya perubahan gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Risiko mengonsumsi daging hewan yang berlebihan terhadap kesehatan, seperti diabetes, kanker kolorektal, kanker bowel, prostat, kanting kemih, penyakit jantung coroner, dan penyakit lainnya telah membuat masyarakat beralih untuk mengonsumsi makanan alternative yang lebih aman. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk dan tren konsumsi daging yang terus melonjak, sedangkan ketersedian ternak yang tetap sehingga berisiko meningkatnya harga daging menjadikan alasan lain untuk mengonsumsi daging analog sebagai pilihan.  

Dalam penggunaannya, daging analog memiliki berbagai kelebihan, diantaranya lebih homogen dan memiliki umur simpan yang lebih panjang dalam penyimpanan kering. Daging analog dapat dibuat tanpa mengandung lemak jenuh, tetapi dapat memiliki kandungan lemak tidak jenuh (lemak baik bagi tubuh) yang lebih tinggi sehingga berefek baik bagi kesehatan. Daging ini juga tidak mengandung kolesterol, antibiotic, dan hormon pertumbuhan. Lebih baik lagi, harga daging analog 30-50% lebih murah dibandingkan dengan harga daging hewan.

Daging analog diproduksi dari protein kedelai, khususnya spun protein (protein isolate). Protein ini mampu untuk memberikan karakter daging asli ketika dikonsumsi. Ketika mengonsumsi daging analog akan terasa sensasi tekstur daging, flavor, dan sifat chewiness. Alasan penggunaan protein isolate dalam membuat daging analog karena mampu untuk memperbaiki tekstur, meningkatkan kadar protein, meningkatkan moisture retention, dan mampu berperan sebagai emulsifier yang merupakan hal penting dalam pemberian warna dan cita rasa.

 Katheoin menyadari dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga saran, masukkan, dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan ke depannya. 

Daftar Pustaka

Winarno, F.,G. (2012). Inovasi Daging Analog. Foodreview Indonesia. 7. 26-29. 


Posting Komentar

8 Komentar

  1. Waahhh.. kebetulan saya dari pertanian. Baru tahu kalau ada daging analog. Saya kira hanya beras analog saja yang ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah nambah informasi gan. Kebetulan saya anak teknologi pangan gan.

      Hapus
  2. saya jadi nambah pengetahuan ini gan 👍🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bang. Bakalan ada update artikel tiap hari

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Artikelnya bakalan update tiap hari

      Hapus
  4. waah keren saya aja baru tau ni

    BalasHapus
  5. Wah daging analog yah, pengetahuan nih ...
    semanget trus bikin artikelnya gan



    jangan lupa kunjingi,
    https://aisurunihongo.blogspot.com/2020/12/lirik-terjemahan-aimer-hoshikuzu-venus.html

    BalasHapus