Antioksidan : Definisi, Jenis, Mekanisme, dan Syarat

 

Dalam dunia pangan, kita mengenal salah satu food additive, yaitu antioksidan. Lalu, apakah antioksidan itu ?



Secara definisi antioksidan merupakan senyawa-senyawa yang berfungsi untuk menghambat, menunda, ataupun untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi bahan-bahan yang mudah mengalami teroksidasi. Secara singkat antioksidan merupakan substansi yang mampu untuk menghambat autooksidasi. Sementara itu, dalam bidang pangan antioksidan merupakan zat atau senyawa yang ketika ditambahkan dalam lemak ataupun makanan berlemak dapat menghambat terjadianya oksidasi sehingga mampu untuk memperpanjang daya simpan makanan tersebut.

Secara umum, antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan alami adalah antioksidan yang berasal dari bahan pangan itu sendiri, misalnya vitamin C, tokoferol, karotenoid, flavonoid, kurkuminoid, dan lain-lain. Sementara itu, antioksidan sintetik adalah antioksidan sintetik adalah antioksidan yang dihasilkan dari industri (tidak berasal dari bahan pangan), contohnya adalah Butylated Hydroxy Abisole (BHA), Butylated Hydroxy Toluene (BHT), Propyl Gallate (PG), Tertiary-Butylhydriquinone (TBHQ), dan lain-lain.

Antioksidan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

1. Udara

2. Suhu

3.Cahaya

4.Logam-logam prooksidan

5. Dan lain-lain.

Antioksidan harus mampu untuk mengikat oksigen secara kompetitf, menahan fase inisiasi, menghalangi terjadinya reaksi propagasi dengan cara merusak atau mengikat radikal bebas, mencegah menempelnya logam-logam prooksidan (Fe,Cu, Mn), melakukan stabilisasi hidroperoksida, dan lain-lain. Antioksidan harus mampu mencegah terjadinya reaksi propagasi dengan cara antioksidan (AH) yang memiliki fungsi sebagai donor hydrogen (H) terhadap radikal bebas ROO* atau R*. Mekanisme terjadinya reaksi oksidasi. 

 Dalam menambahkan antioksidan ke dalam bahan pangan harus memperhatikan keamanan itu sendiri. Konsentrasi antioksidan yang ditambahkan baik secara tunggal maupun kombinasi berbagai antioksidan tidak boleh melebihi 200 ppm berdasarkan kandungan lemak pangan.

Antioksidan yang ditambahkan sebagai food additive setidaknya harus memenuhi berbagai syarat, seperti

1. Antioksidan yang ditambahkan tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan

2. Antioksidan tidak menimbulkan flavor sampingan yang dapat memengaruhi flavor awal dan aroma

3. Antioksidan harus mampu untuk efektif ketika ditambahkan dalam konsentrasi rendah

4.Ketika ditambahkan dalam lemak, antioksidan harus mampu larut dalam lemak, istilahnya fat soluble

5. Antioksidan dapat bertahan dalam pengolahan bahan pangan

6. Antioksidan tersedia di pasaran dan aman digunakan

7. Antioksidan harus ekonomis sehingga produk yang dijual tidak terlalu mahal

Bagaimana cara menggunakan antioksidan dalam bahan pangan ? Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti langsung menambahkan antioksidan ke dalam minyak atau lemak (telah dilelehkan), ditambahkan dengan melarutkan dalam pelarut lalu dimasukkan ke dalam pangan, dilakukan dengan penyemprotan (spraying), dan bisa juga direndam ataupun dicelupkan. Antioksidan juga dapat dikombinasikan antara satu dengan yang lainnya, Hal ini dapat disebut sebagai sinergisme. Sinergisme antioksidan dapat terjadi ketika dua campuran antioksian atau lebih mampu menghasilkan aktivitas yang lebih efektif dibandingkan dengan hanya menambahkan antioksidan sendiri-sendiri. Contohnya adalah dengan menambahkan antioksidan primer dan primer, seperti BHA dan BHT, ataupun antioksidan primer dan sekunder, seperti BHA dan EDTA.

Dalam penulisan ini, katheoin memahami masih terdapat kekurangan dan karena itu, pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya pada kolom komentar demi perbaikan penulisan yang lebih baik ke depannya. Terima kasih sudah membaca J.

#foodadditive #pangan #antioksidan #definisi 

Posting Komentar

0 Komentar